Gambar Mewarnai Harimau Monyet
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Harimau Monyet. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Si Harimau yang Ingin Punya Teman
Di sebuah padang rumput yang luas dan cerah, hiduplah seekor harimau kecil bernama Timo. Timo bukan harimau biasa—ia suka tersenyum, tidak pernah mengaum sembarangan, dan sangat penasaran dengan dunia di sekitarnya. Setiap pagi, Timo berjalan-jalan di antara semak dan bukit kecil, mencari teman bermain. Tapi sayangnya, hewan-hewan lain takut padanya karena... ya, dia harimau. "Aku nggak gigit, aku cuma pengin main," kata Timo suatu hari pada seekor burung elang yang terbang rendah. Tapi si elang kabur, bahkan meninggalkan sarapannya. Kasihan. Suatu hari, saat sedang duduk di bawah awan putih yang lucu-lucu bentuknya, Timo melihat seekor monyet kecil menangis karena tersangkut di dahan. “Tenang, aku bantu!” seru Timo sambil memanjat pohon dengan lincah. Dengan hati-hati, dia menolong si monyet. “Terima kasih, kamu nggak serem kayak kata-kata hewan lain,” kata si monyet. Dari hari itu, Timo mulai punya teman. Monyet, zebra, bahkan burung elang akhirnya datang bermain. Mereka menyadari, tidak semua harimau menakutkan. Apalagi kalau harimaunya suka senyum dan nggak keberatan main petak umpet. Dan sejak hari itu, Timo jadi harimau paling populer di padang rumput—bukan karena belangnya, tapi karena hatinya. Unduh Gambar mewarnai dalam pdf
Baca Dongeng...Tora, Harimau yang Hampir Lupa Dirinya - Dongeng
Di jantung hutan yang sunyi, hiduplah seekor harimau muda bernama Tora. Tubuhnya besar, cakar tajam, belangnya indah seperti lukisan malam. Tapi… di balik rupa gagahnya, ada satu masalah: Tora selalu gagal berburu. Ia pernah menerkam rusa… dan malah nabrak pohon. Ia mencoba mengejar kelinci… tapi kelincinya malah balik ngolok sambil salto. Sapi? Jangan tanya. Bukan Tora yang menangkap, dia yang ditanduk dan jatuh ke lumpur. Dan kancil? Entah kenapa tiap kali Tora dekat, si licik itu selalu hilang kayak sulap. Hari demi hari, suara tawa jadi nyanyian pahit di telinganya. “Harimau kok diet daging?” “Kasian, dia lebih cocok jadi penata taman daripada predator.” Tora pun mundur dari dunia perburuan. Ia bersembunyi di balik semak, bukan untuk mengendap… tapi untuk menangis. Lalu, pada suatu senja yang lembut, datanglah ibunya. Seekor harimau tua, dengan langkah tenang dan mata penuh cahaya masa lalu. “Kenapa sembunyi, Tora?” “Aku gagal, Ibu. Aku… bukan harimau yang baik,” bisiknya nyaris tak terdengar. Ibunya duduk di sampingnya, menatap langit jingga yang mulai temaram. “Nak… siapa bilang harimau yang hebat itu harus selalu menang?” Tora diam. Jangankan menjawab, mengangkat kepala saja rasanya berat. “Dengar baik-baik…” lanjut sang ibu, “Bila hanya kuat, gajah lebih kuat. Bila hanya cepat, cheetah sudah...
Baca Dongeng...